Women Talking to Each Other

Ketika Pemimpin Kehilangan Kepercayaan Tim – Bagaimana Coaching Menjadi Jalan Keluar

Bayangkan situasi ini…

Tania, seorang manajer senior, sedang berada di titik terendah dalam karier kepemimpinannya. Tim yang dulu solid kini mulai goyah, produktivitas menurun, dan yang paling parah, kepercayaan antar anggota tim juga semakin luntur. Tania merasa terjebak. Semakin ia mencoba mengendalikan situasi, semakin besar jarak yang tercipta antara dirinya dan anggota timnya.

Mungkin ini terdengar familiar? Banyak pemimpin yang berada dalam posisi yang serupa, di mana tekanan kerja, ekspektasi yang tinggi, dan komunikasi yang kurang efektif menciptakan jurang antara mereka dan orang-orang yang mereka pimpin. Pada akhirnya, kepercayaan yang hilang menjadi masalah utama.

Apakah Coaching Bisa Membantu?

Jawabannya: Ya, sangat bisa. Coaching bukan tentang memberi tahu apa yang harus dilakukan. Ini tentang membuka ruang bagi pemimpin untuk melihat masalah dengan cara yang berbeda dan menemukan solusi dari dalam diri mereka sendiri. Berdasarkan standar International Coaching Federation (ICF), proses coaching memungkinkan seseorang untuk memahami diri lebih dalam, mendengarkan tanpa penilaian, dan membantu mengarahkan fokus ke solusi yang nyata dan bisa diterapkan.

Dalam kasus Tania, sesi coaching bisa dimulai dengan pertanyaan sederhana namun penuh makna seperti, “Apa yang sebenarnya terjadi dalam hubunganmu dengan tim?” Atau, “Bagaimana gaya kepemimpinanmu memengaruhi mereka?” Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong Tania untuk merenung lebih dalam dan mengidentifikasi di mana letak masalahnya. Ini adalah langkah awal menuju perubahan yang nyata.

Baca juga: Teknik Coaching untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Kerja Tim

Dari Sesi Coaching ke Aksi Nyata

Selama sesi coaching, Tania mulai menyadari bahwa gaya komunikasinya, yang sering kali terlalu otoriter, membuat timnya merasa terpinggirkan. Ketika coach bertanya, “Apa yang ingin kamu capai dari komunikasi dengan timmu?”, Tania menyadari bahwa ia ingin timnya merasa didengar dan dihargai, bukan hanya sekadar diinstruksikan. Ini menjadi titik balik bagi Tania. Ia mulai belajar cara mendengarkan lebih baik, memperhatikan kebutuhan timnya, dan membangun kembali rasa saling percaya.

Dengan dukungan coach-nya, Tania membuat beberapa perubahan sederhana namun signifikan. Ia mulai memberikan ruang bagi timnya untuk berbicara lebih terbuka, mengajak mereka dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan empati dalam setiap percakapan. Perlahan, kepercayaan yang sempat hilang mulai terbangun kembali.

Coaching Itu Bukan Tentang Solusi Instan

Coaching bukanlah solusi cepat yang bisa langsung memperbaiki segalanya. Namun, dengan proses yang tepat, pemimpin seperti Tania dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mengembangkan solusi yang memberdayakan dirinya serta timnya. Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin yang menerima coaching mengalami peningkatan kesadaran diri dan kemampuan interpersonal mereka secara signifikan.

Ajak Diri Anda untuk Berkembang Juga

Jika Anda pernah merasa seperti Tania—terjebak dalam situasi di mana kepercayaan tim memudar dan hubungan dengan anggota tim terasa semakin renggang—coaching bisa menjadi jalan keluar yang Anda butuhkan. Melalui proses coaching, Anda tidak hanya akan menemukan solusi, tetapi juga menemukan potensi diri yang mungkin selama ini terpendam. Ingat, kepemimpinan adalah perjalanan, dan setiap pemimpin memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi versi terbaik dari dirinya.